Rindukan Sahabat
setelah nafas terengah-engah
kita saling tatap dengan kerinduan meluap
lalu mengalihkan pada gunung-gunung dan samudera berombak derap
satu-satu huruf-huruf yang menandai satu nama
menggoda kita dengan perasaan nikmat
aku takut cinta kita jatuh pada saling mendekap
padahal mencari cinta di semesta selalu hadirkan ridho sua dan pisah
seperti dalam mimpi kita
takjub pada satu nama yang diukir
dan menggantungkan hasrat lekat
hidup kita menggejala bianglala
ketika ucapan mesra saling menyapa
jiwa kita gersang saat tak satupun suara bergema
atau lukisan langit tak terindera dalam kebersamaan kita