Senin, 18 Juli 2011

Country Strong

Ringan namun manis. Itukah kalimat pendek yang bisa meringkas adanya film Country Strong. Dan kita layak gigit jari jika melihat kenyataan bahwa ada begitu banyak manusia inspiratif dari negeri ini yang sayang sungguh sayang jika tak diangkat ke layar lebar. Taruhlah para intellectual abortus seperti Gie (sudah diangkat), Chairil Anwar (hampir diangkat oleh alm. Sjuman Djaya namun keburu meniggal), Kartini ( antah kapan), Widji Tukul. Atau kisah fonding father selayak Hatta, Soekarno, Gus Dur (ini bakal asik dan unik), Tan Malaka (seru sekali kayaknya). Nggak usahlah sama persis dengan kehidupan mereka.tapi mirip-mirip dan ditambah bumbu-bumbu yang imajinatif tak menutup kemungkinan membuahkan karya dan produksi makna yang cukup berlaba.


Daripada kita berharap yang barangkali terlalu jauh, simak saja cerita mengenai bintang yang berada dipuncak ketenaran yang karena khas para selebetris (tak bisa melalui hari-hari yang tak “normal” sementara batinnya merindukan kehidupan sebagaimana manusia biasa yang tak dituntut harus sempurna)

Adalah Kelly, mega bintang country pop yang sedang dilanda kepedihan karena kematian janin berusia lima bulan yang dikandungnya akibat jatuh dari panggung (Di duga kera alkohollah penyebab ketak seimbangan itu). Dan ya, Kelly pemabuk.
Saat usia rehabilitasinya belum usai sang suami sekaligus menejer dan pelaku industri musik yang tak sabar ingin “mengeksploitasi” si mega bintang yang sudah dirindukan penggemarnya ini.

Pendek kata Kelly harus kembali ke panggung. Namun Kelly punya syarat; Beau, penyanyi café yang dia kenal saat mas rehabilitas, harus menjadi penyanyi pembuka. Suaminnya yang telah memilihi ratu kecantikan kota Dallas sebagai penyanyi pembuka, menyetujinya asal Beau bisa tampil memukau. Dan memang Beau bukan anak baru dalam musik. Tetapi apakah ia tertarik ikut tur dan iming-iming rekaman dan bikin album?

***

Kita sering tergesa-gesa menjadikan hobi dan minat kita sebagai mata pencaharian, sebagai komoditas. Memangnya kenapa kalau seorang jenius musik memilih tetap menjadi petani yang tiap istirahat siang menggubah lirik dan malamnya meracik musik. kemudian memainkannya untuk tetangga dan menghibur warga desanya?
Kenapa harsu dianggap bodoh jika pemusik sejati tak mengandalkan musikalitasnya atau kemampuan bernyanyinya untuk hidup sehari-hari, tak harus jadi pengusaha atau pemegang saham, barangkali hanya sekedar bertenak dan bertani juga tak apa.

Tetapi Beau memang lain. Bagi dia melakukan kesenangannya (menyanyi) dengan ada yang mendengarkan dan menikmati musiknya, sudah cukup. Tak harus ada berjubel penonton dan gemuruh tepuk tangan. Sedang ia tetap bisa membantu temannya mengurus ternak dan bertani.

Memangnya kenapa kalau kita memilih menolak definisi kesuksesan yang selalu berarti uang banyak?


Beau mengerti Kelly, dan Kelly kagum akan “kelembutan” rasa Beau yang pernah berkata bahwa ketenaran dan cinta tak bisa saling berdampingan. Untuk Kelly semua rasanya terlambat, suaminya tak sudi hidup miskin sekalipun berlimpah cinta, tetapi itu berarti Kelly kehilangan moment mencintai yang nyatanya lebih berharga dari kegemilangan karier dan enam Grammy yang ia raih.

Sekalipun Kelly memohon dengan sedikit berulah, suaminya tetap juga tak (mau) mengerti. Maka Kelly mengalah untuk mengerti serta terbebas dari semuanya. Melngikuti keinginan suami, penggemar dan industri (pasar): menyajikan performa yang gemilang sebelum ia "menghilang" untuk selamanya.

“aku berhak untuk menghilang, tetapi jangan khawatir, aku tidak tergesa-gesa,” pesan Kelly untuk Beau.

Dicintai orang banyak, dikagumi jutaan penggemar, dikenal alias tenar di seantero dunia tak menjamin seseorang mampu menjalani hidup lebih lama, justeru sebaliknya. Tak heran tak sedikit pesohor yang di puncak karier dan tak bisa menghadapi dengan kenormalan (apalagi membaliknya ke masa lalu)
memilih hidup immortal dalam kejayaan : bunuh diri!

Arsip Blog

Cari Blog Ini