Aku terbangun oleh mimpi silam. Ya, Tuhan laki-laki dalam dengan kacamata itu masing membayang-bayangiku.Bukan lantaran apa2. Tetapi karena kami pernah "berbagi" mimpi yang sama. Betapa cepatnya waktu bergegas. Jam berlari. Tempus ruit, hora fluit! Ah, kenapa mimpiku tak sekokoh dulu?
Kenapa orang lebih suka berbicara masa silam?
Apakah karena masa silam itu manis?
Kenangan bertempat.
Atau karena ada sesuatu yang mengerikan dalam sebuah masa depan?
yakni, KEMATIAN.