Selasa, 08 Juni 2010

Kini aku tahu kenapa engkau dahulu tergila-gila dengan cerita Laila Majnun. Karena hatimu lebih dekat dengan cinta ketimbang prasangka. Juga mengapa kau begitu tersihir dengan kata-kata Gibran.

Tetapi kenapa kamu dengan mudah mempersilahkan, ambil saja bukuku itu. Padahal keping hidupmu ada di dalam situ?
Mungkin benakmu mengarak kata begini; ini bukan masaku untuk cinta-cintaan lagi.


Untuk temanku, R, yang menghibahkan buku Jiwa-Jiwa Pemberontak
Aku kini sudah baca Laila Majnun dengan lengkap.

Arsip Blog

Cari Blog Ini