Kini aku tahu kenapa engkau dahulu tergila-gila dengan cerita Laila Majnun. Karena hatimu lebih dekat dengan cinta ketimbang prasangka. Juga mengapa kau begitu tersihir dengan kata-kata Gibran.
Tetapi kenapa kamu dengan mudah mempersilahkan, ambil saja bukuku itu. Padahal keping hidupmu ada di dalam situ?
Mungkin benakmu mengarak kata begini; ini bukan masaku untuk cinta-cintaan lagi.
Untuk temanku, R, yang menghibahkan buku Jiwa-Jiwa Pemberontak
Aku kini sudah baca Laila Majnun dengan lengkap.