Rabu, 04 Januari 2012

Bagi penganut cinta platonik, jangan terlalu alergi dan menganggap bego terhadap wanita cantik, seksi, atau mereka yang berwajah super cakep dan berbodi aduhai. Premis kompromistik-dikhotimik yang terbiasa membenak dalam pikiran kita : orang cakep kurang pintar sementara mereka yang pintar lebih banyak tidak cakep. Tetapi apa anda tahu kalau Merilyn Monroe itu ternyata bisa berbincang soal Puskin, Dostoevsky dan pengarang rebellious lain dari negeri pembangkang itu?

Jika anda merasa heran, anda tidak sendirian, Sidney Sheldon merasakan hal yang sama ketika ia makan malam dengan simbol seks abad ke-20 itu. Meriliyn yang nyerocos berbicara tentang "mereka" (penulis-penulis Rusia kaliber dunia), membikin Sidney tak percaya, bahkan ia sampai curiga kalau Merilyn asal bunyi dan nggak tahu apa yang diomongin. Tetapi berikutnya ia yakin sebab nyatanya Marilyn pernah mengencani Elia Kazan dan bahkan sempat menikah dengan Arthur Miller, mentornya. Dua-duanya penulis (skenario film) yang tak diragukan lagi pengetahuan akan sastra dunia.

Jadi, jangan pernah membiarkan apa yang telah bercokol di benak kita menyesatkan cara menilai orang , sekalipun itu banyak benarnya, karena pengecualian itu juga tak kalah sering berlaku. E he he he…

Arsip Blog

Cari Blog Ini