Minggu, 31 Januari 2010

Sembilu Panjang Dewa Pedang

Malam di saat kita saling menikam
Pada rasa sepi tak berperi
Aku berdiri di ujung jalan dengan mata nyalang
Menutupi derita batin
Kerena kabar engkau wahai sang dewa pedang
Menuntaskan dendam dari kata2 maha derita

Malam, Kawan!
Ketika kubagi perasaan dingin dan menggigil
Di antara beku tulang sampai empedu
Aku tersedu tanpa suara memungut kata, menatanya
Menjadi arti yang sulit aku ingkari

Malam, Sobat!
Disaat rahsa sekarat mengecap manisnya kalimat
Ada yang kocak dari mainan pedangmu
Tapi jariku tak bisa menarikan satu huruf kuda-kuda
Sehingga senyum kita tertengguhkan di gurun penantian

Malam, Malam!
Apa karena kita sama-sama sakit
Saling menghujamkan pedang paling tajam
Saling mainkan jurus paling pikat
Lalu melepahkannya pada dahan kering dengan serunai amin
Tanpa lambung kita tersayat, tetapi sekarat kita pada kebisuan pongah!
Di setapakku, aku ingin mengenal diriku
Disetapakku, aku juga bertemu engkau
Dalam gelap mata, hanya kerdip kasih yang remang
berlalu
!




~terima kasih padamu, 'peniup salju'~

Arsip Blog

Cari Blog Ini